HOLLA!!

curhat colongan sang kekasih...ckckckckck =_='

Optimistis-Maksimalis, Pesimistis-Minimalis (Realistis)?

Saya pernah punya pengalaman, yang membuat saya berpikir, bagaimanakah pola pikir yang harus dipakai seseorang dan target yang harus dipakai dalam menghadapi sebuah kompetisi atau tantangan?
Dua tahun ini, saya mengikuti kompetisi di kampus. Kompetisi yang sama, dengan kompetitor yang secara kualitas juga sama, namum dengan hasil dan pendekatan pola pikir, dan tim yang berbeda. Kompetisi yang saya ikuti adalah festival akustik. Oiya, posisi saya selama dua tahun ini boleh dikatakan sama, dalam artian bahwa band juga organisasi, bisa dikatakan bahwa saya adalah pemimpin dari masing-masing band, karena saya yang menentukan lagu apa yang akan dibawakan (belum tentu memilih, terkadang yang lain memilih, tapi tetap saya yang menentukan), beserta aransemen-aransemen dasarnya.
Pada tahun pertama, dengan grup A, saya mengambil pola pikir optimistis dalam artian bahwa grup kita akan lolos penyisihan dan paling tidak berada dalam urutan tiga besar di final(bentuk kompetisi berupa penyisihan selama beberapa sesi dari puluhan tim peserta untuk merebut delapan tiket final, yang penilaian untuk mencari juara kompetisi dilakukan pada saat final). Saya mengambil pola pikir itu bukan tanpa alasan, karena saya tahu kualitas tim yang saya, dan punya materi untuk menghadapi kompetisi yang sudah saya yakini juga mampu untuk paling tidak menembus babak final. Tindak lanjut dari pola pikir itu, kita hanya berlatih saja, dengan target main sebaik mungkin, tanpa begitu memperhatikan faktor-faktor non-teknis. Hasilnya? Kita main bagus, bersih, namun lolos dari babak penyisihan pun tidak. Hasilnya, karena kita pasang target yang cukup tinggi (sekali lagi, karena kita tahu kualitas kita, dan penonton yang kritis pun mengakui, bahwa kita seharusnya masuk final) kita benar-benar merasa jatuh.
Pada tahun berikutnya, saya ikut lagi kompetisi itu, dengan grup yang berbeda. Secara kualitas sama, bedanya hanya grup A sudah pernah tampil dalam satu grup yang utuh sebelum festival ini, sedangkan grup B ini benar-benar merupakan grup yang benar-benar baru, meskipun dengan orang-orang yang telah berkecimpung di dunia musik kampus. Berdasarkan pengalaman (dari hal lain tahun sebelumnya) saya mengambil pola pikir pesimistis, atau katakanlah realistis (berdasarkan saran dari salah satu penulis buku tentang kesuksesan, bahwa kata realistis lebih baik daripada pesimistis atau minimalis) dalam menghadapi festival ini, dengan tidak memasang target muluk, yaitu memasang target realistis hanya menghibur penonton serta menunjukkan suatu konsep grup akustik yang belum pernah ada di kampus. Selain target realistis, kita juga memasang target tertinggi lolos ke final, meskipun kita juga pesimistis tentang target tertinggi itu. Kita memasang target itu, karena kita tahu tipe grup seperti apa yang diprioritaskan untuk lolos final (lebih mengutamakan full-band yang lolos final, sedangkan grup B hanya terdiri dari tiga orang saja). Namun, dengan pola pikir ini ditambah tahu dengan prioritas juri, saya justru dituntut untuk menjadi kreatif, dalam artian bahwa grup B meskipun menempatkan diri dalam posisi underdog, namun tetap harus menunjukkan sesuatu yang paling tidak akan dibicarakan (yang baik-baik tentunya, hehehe) oleh orang lain. Selama beberapa minggu, kita dituntut untuk terus kreatif, untuk memikirkan apa saja hambatan grup kita dan cara memecahkannya, serta terus memikirkan cara untuk menunjang performance kita. Singkat kata, setelah proses yang cukup melelahkan selama beberapa minggu (sampai-sampai penulis kurang tidur n mengalami penurunan berat badan :p), grup kita lolos babak penyisihan dan memenangkan festival tersebut. Dan karena kita memasang target yang minimalis, kebanggan kita jadi berlipat ganda
Dari pengalaman dua tahun tersebut, saya mengambil kesimpulan, bahwa dalam menghadapi sebuah tantangan, lebih baik kita memakai pola pikir pesimistis dan target minimalis (sekali lagi, memang lebih enak memakai kata target dan pola pikir realistis, namun saya hanya menggambarkan seperti apa tepatnya yang saya lakukan). Karena menurut saya, apabila kita memakai pola pikir itu, kita akan dituntut untuk kreatif, dan mengambil sudut pandang dengan lebih besar, dengan harapan kita juga mendapatkan sudut pandang permasalahan dengan lebih besar pula, sehingga kita bisa mengantisipasi masalah-masalah tersebut untuk mengoptimalkan usaha kita untuk melebihi target kita. Dan apabila kita benar melebihi target, kita akan merasakan kepuasan yang lebih tinggi.
Namun,permasalahan selanjutnya yang penulis sadari, apakah semua orang dapat menerapkan pola pikir diatas? Karena setau saya ada orang jika diberitahu bahwa target kita minimalis (realistis!!!) maka orang akan menganggap bahwa kita hanya akan bekerja seadanya untuk mencapai target tersebut, lagipula masih ada idiom “Pasang cita-citamu setinggi langit”. Selain itu, bagaimana jika kita menerapkan pola pikir pesimistis pada orang yang berkepribadian negatif? Apakah tidak akan menimbulkan masalah? Inilah yang saya harapkan dapat di-share dengan para pembaca sekalian.
Oiya, mungkin ada beberapa pihak yang terkait dengan pengalaman saya diatas membaca catatan ini. Saya tidak bermaksud menyerang siapa-siapa. Lalu saya juga tidak bermaksud membangga-banggakan diri dengan menulis ilustrasi diatas, apalagi ‘merasa pantas’ bahwa grup A seharusnya lolos penyisihan. Saya hanya berusaha mengilustrasikan setepat mungkin tentang kejadian yang membuat saya punya pola pikir seperti ini.
FYI, pada saat ini, penulis apabila menghadapi suatu tantangan akan menghadapinya dengan memasang pola pikir pesimistis, dan memasang target realistis dan target maksimalis(yang walaupun namanya maksimalis, namun karene berpola pikir pesimistis, tetap saja targetnya tidak terlalu tinggi :p)
FY1 lagi, buat para pencinta musik, kalo berkenan bolehlah di cek video grup kita di www.myspace.com/karpetmerah atau http://vids.myspace.com/index.cfm?fuseaction=vids.individual&VideoID=58288245 :p

1 komentar:



okta8th mengatakan...

hoho..
blh jg sebagai acuan dlm memasang target..